Manusia ditakdirkan oleh Allah mengalami hidup di dua alam yaitu alam dunia dan alam akhirat. Ketika lahir sudah tertulis takdirnya sampai kematiannya, kehidupan akhiratnya setelah kematian ditentukan oleh kehidupan dunianya. Hidup di alam dunia manusia diberi kebebasan pilihan hidup tapi pilihan kebebasan ini tidak mutlak karena Allah akan memperhitungkan-Nya, perhatikan firman Allah :
“kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiada dirugikan seeorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan.”
(Al-ambiyaa: 47)
Agar manusia selamat dalam perhitungan amal ini Allah berpesan dalam firman-Nya:
“Hai orang orang beriman , bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(Al-Hasyr:18)
Rasanya kita belum cukup amal perbuatan kita jika ditimbang pada yaumil akhir untuk menghadap Allah, apalagi jika maut datang lebih cepat dari perkiraan kita
Begitu banyak keindah dan kenikmatan yang serba semu di alam dunia menyita waktu kita bahkan kita terbuai oleh kecantikan dan senandungnya sampai kita tak sadar ingin meminangnya dunia dengan maharnya agama
.
Imam malik mengatakan, “Siapa yang meminang dunia maka agamanya dimintai semua untuk maharnya, tidak memuaskan dunia kecuali hal itu”
Rugi rasanya kita meminang dunia dengan maharnya agama karena kehidupan dunia itu sebentar sebatas takdir umur kita dan akan fana (hancur), sedangkan agama mengantarkan kita pada kehidupan kebahagiaan yang kekal di akhirat.
Gunakanlah akal kita mana yang akan kita raih wahai orang orang yang berfikir.
Ali RA berkata:
AKHIRAT BERGERAK KE DEPAN. DUNIA BERGERAK KEBELAKANG, MAKA JADILAH ANAK AKHIRAT DAN JANGAN JADI ANAK DUNIA, SEKARANG MASA BER AMAL TIDAK ADA HISAB (PERHITUNGAN), NANTI HISAB TIDAK ADA MASA BERAMAL.
HITUNGLAH AMAL KITA SAAT INI SEBELUM KITA DI PERHITUNGKAN DI YAUMIL AKHIR.
Seja o primeiro a comentar
Post a Comment