Iptek merupakan lambang kemajuan suatu bangsa, banyak orang berharap dengan kemajuan iptek dapat mengangkat dan mensejehterakan kehidupan manusia, tapi jika tidak memiliki kemampuan penguasaan, pemanfaatan dan pemajuan iptek hanya merupakan sebuah lambang saja. Agar iptek ini mampu pemanfaatannya maksimal maka perlu kerjasama antara pengguna iptek di kalangan industri dan masyarakat, dengan institusi litbang atau perguruan tinggi. Hasil-hasil litbang diarahkan untuk membentuk kemampuan mengadopsi dan mendifusikan kemajuan iptek dalam pemecahan masalah yang aktual di masyarakat, inilah ide yang dilontarkan Pak Suharna bahkan ide ini telah beliau terapkan dalam program kerjanya.
Mentri Riset dan Teknologi yaitu Pak Suharna yang dipanggil akrab oleh teman temannya Kang Harna, seorang bapak dengan memiliki 10 anak dari satu istri yaitu Ellydyawati.
Dibalik kesederhanaan dan keramahannya pada umumnya orang sunda, pak suharna memiliki ide yang brilian yang peduli untuk mengangkat kehidupan bangsa dan memanfaatkan kecerdasan anak-anak bangsa sekaligus menggali kekayaan alam yang selama ini tidak banyak di manfaatkan secara maksimal. Ketidak pedulian dan kemalasan bangsa dalam pemanfaatan dan pengolahan kekayaan alam negri ini karena bangsa ini lebih suka mengkonsumsi anak negri lain, bahkan lebih suka menjadi pekerja bangsa lain.
Beliau mengharapkan mengembangkan pendayagunaan iptek secara lebih inovatif di masyarakat serta dapat melandasi perkembangan iptek secara nasional karena saat ini hasil-hasil iptek dari lembaga litbang maupun perguruan tinggi masih belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh industri maupun masyarakat. Oleh karena itu, beliau memikirkan strategi untuk membangun masyarakat yang berbudaya iptek dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan media lainnya. Berbagai media interaktif dapat dikembangkan untuk mengenalkan maupun menanamkan nilai-niiai iptek ke masyarakat.
Sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek di masyarakat, menumbuhkan kegiatan penelitian, pertukaran informasi, dan alih teknologi akan membantu dalam pemecahan masalah di sektor pertanian, energi, transportasi dan sebagainya, termasuk bidang kesehatan dan pangan. Oleh karenanya, pengembangan budaya iptek di masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan.
Dalam menanam nilai-nilai iptek ke masyarakat diperlukan dukungan dari berbagai komponen di masyarakat. Dari kalangan pendidik, pelajar, tokoh masyarakat, maupun kelompok Karang Taruna dan ibu-ibu PKK di kelurahan. Sehingga dapat mencapai sasaran yang di harapkan, karena selama ini masyarakat indonesia kebanyakan masih tradisional.
Pak Harna dengan arif mengatakan, “besar harapan saya akan komitmen, pemikiran dan partisipasi dalam mendukung upaya-upaya pengembangan iptek untuk memberikan nilai tambah bagi kekayaan alam bangsa Indonesia.”
Beliau juga menekankan pentingnya peranan akademisi dan sebagai mahasiswa dalam rangka meningkatkan kehidupan masyarakat yang nyaman, sehat dan lestari. Memang benar bahwa pendidikan tinggi formal dapat memperdalam teori, memperkuat data dan membangun kerangka pikir dengan metode ilmiah. Namun bila kita ingin mengalihkan teknologi dari penemu ke masyarakat, maka faktor sosial dan budaya riil di tempat dimana teknologi itu diterapkan harus mendapatkan perhatian secara serius. Oleh karena itu peran mahasiswa dalam pengembangan, pemanfaatan, dan penguasaan iptek sangat diperlukan dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan kemampuan teknologi di masyarakat, khususnya untuk mengantisipasi masalah-masalah mendesak di negeri ini. Kementerian Negara Riset dan Teknologi mendukung program yang dilakukan oleh lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi termasuk mahasiswa dalam mempromosikan penemuan dan inovasi yang mengarah pada isu perkembangan yang berkelanjutan dan berkelingkungan.
Beliau juga memaparkan permasalahan pada iptek bahwa tidak semua masalah yang sederhana dapat diselesaikan dengan teknologi yang sederhana dan sebaliknya. Jika masalah-masalah meramal cuaca, memberantas hama, memperoleh air bersih, meningkatkan produktivitas pertanian, dan mengatasi bencana alam diselesaikan dengan teknologi sederhana maka hal itu justru akan memperkuat lingkaran setan ketidaktahuan, kemiskinan, dan mengundang bencana baru. Oleh karena itu dukungan teknologi yang selaras dengan kemampuan, lingkungan hidup, kondisi sosial, dan budaya lokal perlu dijadikan pertimbangan oleh kita semua dalam memperbaiki kualitas dan taraf kehidupan kita
Yang sangat menarik, beliau mendukung keuletan para microbiologist yang menemukan berbagai mikroba unggul yang sebagian dimanfaatkan untuk teknologi pupuk, karena selama ini pupuk buatan dianggap telah merusak tatanan tanah. Semoga hasil karya anak bangsa yang cerdas seperti itu dapat dirasakan bangsanya sendiri. Terkadang sangat miris jika kita mendengar anak anak bangsa yang cerdas bekerja untuk negri lain karena iming-iming gaji yang besar atau memang dapat dukungan pengembangan riset lebih berkesinambungan.
Pak Suharna memaparkan keberhasilan kerjanya dengan mengkoordinasi kegiatan litbang pada Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Perguruan Tinggi, dan lintas sektot, antara lain:
1. LAPAN, telah berhasil mengembangkan Sistem RADAR Transponder Untuk Tracking 3 Dimensi. Roket ini dikembangkan dengan menggunakan instrumentasi pengukur jarak dan posisi roket yang akurat tanpa menggunakan GPS (Global Positionig System).
2. LAPAN juga telah berhasil mengembangkan sistem propulsi roket cair RCX300H yang dirancang mampu menghasilkan gaya dorong sampai dengan 300 kgf dengan waktu pembakaran yang dapat diset sesuai dengan suplai propelannya.
3. BPPT, telah berhasil mengembangkan teknologi perisalah, yang berfungsi merubah bunyi menjadi tulisan secara real time. Teknologi ini dapat dimanfaatkan membuat notulen secara cepat.
4. BPPT, juga telah berhasil mengembangkan desain kompor dan tabung LPG 3 Kg. Kompor ini untuk mengantisipasi ledakan yang terjadi karena kelemahan selang dan regulator.
5. ITB dalam inovasi kendaraan bermotor telah berhasil mengembangkan 3 jenis kendaraan hemat energi yang ramah lingkungan sebagai solusi teknologi terkait tantangan energi masa depan. Dua dari tiga kendaraan tersebut, yaitu HEAVe-EXIA dan RAJAWALI memiliki konsep Futuristic Prototype sementara CIKAL memiliki konsep Urban Concept.
6. ITB, dalam industri kreatif telah berhasil mengembangkan Penerapan Desain Produk Kontemporer dan Teknologi Hybrid pada Produk Bambu, yang mengedepankan teknologi dan seni dalam industri kreatif berbahan dasar bambu.
7. BATAN, telah berhasil menguasai teknologi reaktor kogenerasi yang iniovatif dan aman, yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
8. Lembaga Biologi Molekuler Eikman Tejah berhasil mengembangkan DNA Forensik yang menyumbangkan komponen penting pada berbagai kasus penegakan hukum atau sebagai bukti ilmiah yang tidak bersifat bias dan memihak serta memberikan fakta dari gambaran yang akan dievaluasi di depan pengadilan.
9. LIPI, telah berhasil mengimplementasikan inovasi teknologi Biofarm yang dikembangkannya kedalam dunia usaha, antara lain berbagai jenis pupuk ramah lingkungan.
Profil Suharna Surapranata
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 13 Desember 1955
Keluarga: 1 Istri, 10 Anak
Pendidikan
1. S1 Fakultas MIPA Universitas Indonesia (1978)
2. S1 University of Tsukuba, Jepang (1986)
3. S2 Magister Instrumentasi dan Kontrol Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (1991)
4. Pendidikan Kepemimpinan Nasional Lemhanas KSA X (2002).
Riwayat Pekerjaan
1. Pendiri Yayasan Nurul Fikri
2. Peneliti di Badan Tenaga Atom Nasional (Batan)
3. Dosen Fakultas MIPA UI
Seja o primeiro a comentar
Post a Comment